Mari Menanam - Tanaman Mint Low Budget (GAGAL)

Senin, September 12, 2016


Setelah seeeeekian lama berlibur dari dunia posting memposting, akhirnya saya dengan segala kesenggangan waktu saya memutuskan untuk melanjutkan postingan yang terhambat. Setelah beranjak dewasa terbebas dari pengangguran, saya jadi lebih memahami arti kesenggangan waktu. Saya rasa mungkin ada benarnya juga istilah time is money. Meskipun istilah itu sama sekali bukan prinsip hidup saya, namun begitu kita terbebas dari pengangguran alias bekerja, kita akan mendapatkan uang sebagai ganti dari waktu kita yang terbuang oleh pekerjaan ..muahahahhaaaa #okeiskipp

Ngomong-omong, saya sudah berjanji untuk memposting cara murah menanam tanaman mint (jenis spearmint) di kebun sendiri. Sebenarnya, dari dulu saya jatuh hati dengan rasa & aroma mint. Mulai dari pasta gigi, permen hingga teh yang saya sukai memiliki rasa dan aroma mint. Saya mulai berpikir untuk menghadirkan aroma mint dikehidupan keseharian saya. Untuk menghemat anggaran dan mensejahterakan isi dompet saya, kemudian saya mulai berpikir untuk menanam tanaman mint di kebun sendiri. Daripada menguras isi dompet untuk membeli parfum ruangan beraroma mint kan?

Anggaran yang saya keluarkan untuk menanam tanaman mint ini sekitar Rp. 5.000,-. Anggaran tersebut saya gunakan hanya untuk membeli tanaman mint saja. Murah? Oh, ya iya dong. Kalau mahal, mending ditabung, yekan?



Bahan-bahan yang saya gunakan hanya gelas dan beberapa batang tanaman mint. Pilihlah tanaman mint yang berbatang kokoh dan memiliki rumbai-rumbai akar dibagian batangnya. Tanaman mint merupakan tanaman rambat. Seperti halnya bunga melati, tanaman mint dapat memperbanyak diri dengan stek batang. Ingat kan, tanaman bunga melati jika batangnya dikubur dalam tanah, bunga melati bisa tumbuh sendiri?



Masukkan batang tanaman mint kedalam gelas berisi air. Biarkan tanaman mint didalam gelas hingga kurang lebih 3 hari atau lebih. Jika akar telah cukup banyak, angkat dan tanaman mint siap ditanam. Saya pribadi memilih merendam batang tanaman mint selama sekitar 1 minggu daripada 3 hari. Dibandingkan tanaman yang baru direndam selama 3 hari, akar tanaman yang direndam selama 1 minggu sudah mulai panjang dan siap untuk ditanam. Jangan lupa untuk mengganti air rendaman sehari sekali.

Akar tanaman yang telah direndam selama kuranglebih 1 minggu yang kemudian dipotong sisa batang dibawah akarnya agar mudah ditanam


Gampang?
Yoi, sis! Tinggal untung-untungan aja sih kalau sudah sampai tahap menanam. Seperti tanaman mint yang saya tanam ini. Karena ternyata tanah dikebun saya terkena hama busuk batang, akhirnya tanaman mint yang saya tanam mati semua. Ahhh … syedihnya hati saya ~



Mungkin ada yang bertanya-tanya, kenapa nggak beli benih alias bijinya aja sih? Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari searching google, prosentase keberhasilan penanaman tanaman mint lebih tinggi jika ditanam langsung dari tanamannya, bukan dari bijinya. Jujur saya pribadi belum pernah mencoba membandingkannya sendiri, sebab skill berkebun saya masih dibawah normal, alias setiap kali menanam tanaman menggunakan biji, semua tanaman saya mati ..hohohhooo

Anda tertarik mencoba?

Nb.
Sebagai patokan, saya tinggal didaerah dekat dengan pantai. Semestinya tanaman mint memang ditempatkan di daerah beriklim sejuk, bukan diiklim yang notabene lebih panas. Akan tetapi, menurut pengalaman beberapa blogger, bisa saja tanaman mint ditempatkan di daerah dekat pantai, hanya saja pertumbuhan daun menjadi tidak maksimal. Ukuran daun menjadi lebih kecil dibandingkan ukuran daun aslinya, dan saya sudah membuktikan hal tersebut.

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe