[Mari Menanam] Tanaman Kangkung dengan Stek Batang

Minggu, Februari 26, 2017

Kamu suka kangkung?
Kalau di rumah saya, yang suka dedaunan macam kangkung hanya saya dan ikan saya. Yang lain tidak ada yang suka. Bahkan kucing saya juga nggak suka (ya iya lah). Biasanya sayuran berbatang panjang ini selalu ada dalam menu pecel sayuran. Kombinasi antara saus kacang dan bermacam-macam sayuran terasa lezat, terlebih lagi ketika perut sedang keroncongan. Kangkung juga sedap dibuat urab ataupun dimakan begitu saja bersama nasi. Meskipun jarang ada yang suka menu kangkung rebus yang dimakan begitu saja dengan nasi, saya berulang kali sarapan menggunakan sayuran ini. Enak? Ya ... enak enak saja sih menurut saya.

Saya sedang rajin-rajinnya membeli kangkung untuk stok makanan ikan nila yang saya punya. Nila kok dikasih makan ikan sih? Ah, saya juga nggak begitu paham masalah dunia perikanan. Tapi ikan nila saya kok suka-suka aja yah.

Belakangan ini saya sedang memasuki musim-musim kurang fit. Entah kenapa baru saja kemarin saya sembuh dari sakit, harus berbaring seharian dan melakukan segala sesuatunya sambil tiduran, sekarang saya merasa mulai kecapaian dan kurang fit. Tentunya ketika kita merasa kurang fit, pergi keluar meskipun hanya sebentar rasanya kurang asyik. Untuk mengatasi hal-hal semacam ini, saya memutuskan untuk menanam kangkung demi keberlangsungan kehidupan ikan nila saya. Sebenarnya sih demi menu sarapan sehat saya juga sih hehe.



Sekitar dua minggu yang lalu, saya baru saja menyadari bahwa batang-batang kangkung yang saya letakkan begitu saja didalam kolam, tempat ikan nila saya mulai tumbuh akar. Kemudian saya teringat dengan tanaman mint saya yang gagal tanam akibat terserang hama. Keduanya sama sama menumbuhkan akar ketika direndam di dalam air. Akhirnya saya memutuskan untuk menanamnya dengan cara stek batang. Itung-itung iseng-iseng berhadiah. Syukur syukur tumbuh, nggak juga nggak apa-apa, toh buat nambah pengalaman juga.



Memilih Tanaman Kangkung

Tanaman kangkung yang dipilih haruslah memiliki batang yang kuat dan memiliki daun. Usahakan batang yang direndam memiliki daun meskipun hanya satu helai. Saya mencoba menanam batang yang telah tumbuh akar tanpa daun dan hasilnya layu. Berbeda dengan kangkung yang memiliki daun pada batangnya. Batang yang masih memiliki daun mulai muncul tanda-tanda kehidupan setelah sekitar satu minggu setelah ditanam.


Tanda-tanda kehidupan (daun muda yang baru tumbuh) mulai tampak


Pertama Merendam Batang Kangkung

Hal pertama yang saya lakukan adalah merendam batang kangkung kedalam air. Akar akan muncul sekitar satu minggu atau lebih. Ketika merendam batang kangkung, sering-seringlah ganti air dan perhatikanlah apakah batang yang direndam layu dan tumbuh akar atau tidak. Jika batang yang direndam layu dan tidak tumbuh akar, lebih baik ganti dengan batang yang lain.

Pilihlah batang kangkung yang strong!


Kedua Memilih Media Tanam

Media tanam kangkung yang saya gunakan adalah tanah yang saya beli ditoko kembang. Jujur saja pengalaman saya dalam kegiatan bercocok tanam sangatlah sedikit. Saya lebih memilih menggunakan media tanam yang memang dikhususkan untuk menanam dibandingkan membuat media tanam di kebun sendiri. Belajar dari pengalaman yang sebelumnya, ketika saya menanam dengan menggunakan media tanam yang sudah ada dikebun, tanaman saya selalu terkena hama busuk batang. Daripada buang-buang waktu dan tenaga, saya memutuskan mencoba menanam dengan media tanam yang dijual ditoko kembang. Murah kok, satu kantong beras hanya dihargai Rp. 25.000,-.

Ketiga Menanam

Isi pot/wadah dengan tanah hingga terisi kira-kira 5 cm. Letakkan batang kangkung berakar di dalam wadah, lalu timbun dengan tanah kembali hingga batang dapat berdiri.

Selesai deh. Tinggal disiram dan menunggu. Gampang kan. Lumayan lah kalau bisa tumbuh dengan baik, bisa menghemat Rp. 1.500,- untuk satu ikat kangkung yang dijual di pasar.

Lho kok cuma hemat Rp. 1.500,- perak, Na . . .

Ya kan dapat pengalaman juga tho. Siapa tahu bisa upgrade dari menanam kangkung dengan stek batang ke menanam kangkung dari bijinya.

You Might Also Like

5 komentar

Subscribe