Ketika Harapan Ditimpa Kenyataan

Selasa, Februari 28, 2017



Beberapa hal memang berjalan tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Terkadang harapan yang sudah terlanjur ditumpuk tinggi menguap begitu saja layaknya air laut yang menjadi segumpal awan. Terkadang kita lupa berdoa untuk harapan-harapan kita tersebut hingga pada akhirnya kita tidak siap menghadapi kenyataan.

Mungkin kita terlalu sombong dengan rencana-rencana yang matang hingga lupa meminta harapan tersebut terkabul. Kita hanya fokus pada rencana-rencana kita sampai terlena dan kemudian lupa. Saya tidak ingin mengungkapkan rasa sakitnya ketika harapan-harapan kita menguap, karena rasa sakit tersebut sama saja. Sama saja rasa yang dirasakan baik saya ataupun kalian.

Setelah harapan kita menguap, kita akan dibanjiri dengan ingatan-ingatan tentang harapan dan rencana yang telah kita susun. Kita seperti melihat potongan-potongan ingatan akan setiap harapan dan rencana yang kita susun. Ingatan tersebut kemudian perlahan-lahan memudar dan hilang ditimpa kenyataan. Saya tak menyalahkan takdir, karena memang seperti itulah takdir bekerja.

Apakah kita akan menangis saja, begitu impian kita menghilang? Apakah dengan menangis rencana dan harapan akan kembali seperti sedia kala? Apakah dengan menangis semua orang menjadi iba dan membantumu menyusun rencana ulang? Tidak 'kan. Tak ada gunanya kita menangis dan larut dalam kesedihan.

Bangkit dari kekecewaan rasanya lebih berat dibandingkan bangkit untuk menyusun rencana ulang. Rencana bisa dibuat lagi, tapi rasa kecewalah yang selalu membuat kita enggan untuk menyusun rencana kembali. Saya mungkin masih kekanak-kanakan untuk mengatur emosi. Tapi memang sulit rasanya untuk belajar menerima.

Ketika kita dilanda rasa putus harap dan kecewa, kita mungkin saja lupa bahwa harapan yang menguap akan menjadi awan, akan segera turun menjadi hujan. Kita selalu lupa akan berhentinya hujan. Hingga kita lupa bahwa matahari akan bersinar, burung-burung yang mulai beterbangan, tumbuh-tumbuhan tumbuh dengan segar, pelangi akan bermunculan, dan mungkin itulah buah dari kepasrahan yang sering kali kita lupakan.

You Might Also Like

0 komentar

Subscribe